Reportaseterkini.net - Langkah pemeliharaan ini setara dengan pencegahan, yg ini tanpa disuguhkan harusnya sudah jadi menu harian bagi kita yg mendamba hati yg sehat. Langkah tersebut adalah:
Pertama, tentang kebiasaan membaca Al-Qur’an yg disertai memahami maknanya. Sudahkah kita rutin membacanya? Padahal Allah SWT telah mengabarkan bahwa andai al-Quran diturunkan pada gunung-gunung yang kokoh, niscaya dia akan menjadi hancur-lebur karena takut kepada Allah (QS al-Hasyr: 21).
Kedua, tentang qiyamul lail, seperti tahajud, sholat taubat, apakah sudah jadi kebiasaan kita? Apalagi kalau kita bisa tawadhu, khusyuk, dan ikhlas hingga kita bisa menangis. Nabi saw. bersabda, “Ada dua mata yg tak akan disentuh api neraka: mata yg menangis karena takut kepada Allah dan mata yang tak tidur di malam hari karena berjaga di jalan Allah.” (HR at-Tirmidzi). .
Ketiga, berkumpul dg orang shalih harusnya juga jadi kebiasaan kita bagi yang ingin menyemai hati yg selamat. Dengan siapa kita berteman, itu menunjukkan kebiasaan kita. Perhatikan sabda Rasulullah Saw berikut: “Orang itu tergantung agama kawannya, maka hendaknya setiap diri kalian berhati-hati dalam memilih teman” (HR. Ahmad). .
Keempat, berdzikir secara rutin adalah bentuk penyerahan diri & sikap taqarub kita kepada Allah. Bahkan ada korelasi yg cukup kuat antara berdzikir dengan qalbu. Allah Swt menyampaikan firman-Nya: “(Yaitu) orang-orang yg beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’d 28). .
Kelima, berpuasa sunnah juga bisa jadi benteng bagi kita sehingga Nabi Muhammad SAW bersabda, "...maka hendaklah ia berpuasa, sesungguhnya puasa bisa menjadi benteng baginya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Yang dimaksudkan benteng (junnah) di sini adalah perisai yg menjaga diri dari penyakit fisik dan jiwa.
Langkah diatas harus simultan dengan fiqul aulawiyat alias skala prioritas terhadap pelaksanaan hukum syariat, yakni melaksanakan yg wajib sebelum yg mandub, meninggalkan yg haram dan makruh, serta mengurangi yg mubah. [reportaseterkini.net]
Tampilkan postingan dengan label Amalan Dan Rezeki. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amalan Dan Rezeki. Tampilkan semua postingan
Jumat, 03 Juni 2016
Rabu, 01 Juni 2016
Masha Allah, 3 Manfaat Dzikir ini Perlu Kamu Ketahui
Reportaseterkini.net - Masha Allah, 3 Manfaat Dzikir ini Perlu Kamu Ketahui :
1. Diberi Keberuntungan . Berdzikir dapat membawa seseorang pada suatu keberuntungan. Allah Swt, berfirman: “Maka, berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama Allah Sebanyak-banyaknya, agar kamu beruntung.” (QS.al-Anfaal [8]: 45)
Berdasarkan surat al-Anfaal ayat 45 tersebut, kita mengetahui bahwa ibu hamil yang banyak berdzikir mendapat keberuntungan dari Allah Swt, berupa anak yang terlahir dalam keadaan sempurna, sehat, dan bersikap shalih maupun shalihah.
Mengatasi Problem Psikologis
Stress merupakan cirri-ciri orang yang hatinya tidak tenteram. Stress yang dialami oleh ibu hamil akan dapak buruk bagi kesehatan anak yang dikandungnya.
Elizabeth Hurlock, seorang pakar janin, menyatakan bahwa kondisi psikologis yang baik atau tidak, yang dialami oleh seorang ibu hamil dapat memengaruhi psikologis anak dalam kandungannya, sehingga besar kemungkinan pengaruh negative tersebut berubah menjadi bawaan anak. Sehingga, anak menjadi seorang penakut, pemarah, penyedih, dan lain sebagainya.
Untuk mengurangi rasa stress, Allah Swt, memerintahkan kita untuk mengingat-Nya melalui dzikir. Sebab, dzikir dapat menentramkan hati. Perintah Allah tersebut terdapat dalam al-Qur’an, tepatnya pada ayat berikut:
“(Yaitu), orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.ar-Ra’d [13]: 28).
Menurut M. Afif Anshori (2003), dari hasil penelitiannya ia menyebutkan bahwa timbulnya gangguan kejiwaan, sesungguhnya berpangkal pada ketidaksadaran diri bahwa dirinya itu tidak mampu mengejar yang dicita-citakan. Namun, mereka tetap memforsir segala potensi akal budinya sehingga kelelahan. Menurut anggapannya, segala keinginan jika diusahakan dengan pengerahan segenap potensi tenaga dan pikiran, mesti akan tercapai. Akan tetapi mereka tidak menyadari bahwa kemampuan manusia sangat terbatas dan ada kelemahannya. Akibatnya terjadilah shock, stress, depresi, frustasi, dan beragam kekalutan mental lainnya.
Disinilah pentingnya dzikir agar manusia mengetahui dan mengenal jati dirinya dan Tuhannya. Sebagaimana kita ketahui, dzikir pada prinsip pokoknya adalah memusatkan pikiran dan perasaan kepada Allah Swt, dengan cara menyebut nama-Nya secara berulang-ulang . hal ini membuat seseorang mempunyai pengalaman “berhubungan” dengan Allah Swt, sehingga dengan sendirinya akan menghilangkan rasa keterpisahan antara manusia dengan Tuhannya.
Dzikir mempunyai kemiripan dengan berbagai teknik meditasi pada tradisi agama-agama lain, baik pada tekniknya maupun efek yang ditimbulkannya. Banyak fakta penelitian yang telah membuktikan bahwa dzikir tidak hanya berpengaruh pada perkembangan ruhani seseorang, melainkan juga berpengaruh terhadap dimensi fisi. Misalnya, dalam menyembuhkan berbagai penyakit fisik, seperti stress, kecemasan, dan depresi.
Sementara itu, dalam sudut pandang kaca mata ilmu kedokteran jiwa/kesehatan jiwa, dzikir merupakan terapi psikistrik, setingkat lebih tinggi dari pada psikoterapi biasa. Hal ini dikarenakan dzikir mengandung unsure spiritual keruhanian/keagamaan/ketuhanan yang dapat membangkitkan harapan (hope) dan rasa percaya diri (self confidence) pada diri seseorang yang sedang sakit,sehingga mempercepat proses penyembuhan.
Banyak fakta yang juga telah membuktikan bahwa orang-orang yang mengalami kekalutan mental (mental disorder) dikarenakan mereka mengalami kekeringan jiwa akibat jauh dari norma-norma religious. Fakta-fakta ini dapat dikaitkan dengan teori kepribadian yang disampaikan oleh Sigmund Freud, bahwa apabila seorang tidak berdzikir hidupnya akan selalu dalam pengaruh ID (Das Es), dan akibatnya orang tersebut akan menjadi psikopat, yakni kondisi seseorang yang tidak memperhatikan norma-norma segala tindakannya, karena ego (Dash Ich)manusia akan senantiasa mengikuti pengaruh alam bawah sadar (ID) dengan demikian pengaruh super ego (alam moral) tidak berfungsi.
Apabila dilihat dari sudut pandang psikologis , orang yang berdzikir (dzakirin) merupakan orang yang jauh dari kegoncangan jiwa (ambivalen) akibat penderitaan. Hal ini dikarenakan orang yang senantiasa berdzikir, super egonya selalu berfungsi sebagai alat control terhadap perilaku kesehariannya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dzikir memiliki kemampuan untuk mengatasi segala problem psikologis yang dihadapi oleh manusia. Sebab dzikir, bisa dijadikan sebagai alat penyeimbang (equilibrium) bagi jiwa dan ruhani manusia dimana mereka berada.
Keseimbangan tersebut tentunya sangat dibutuhkan ibu hamil dalam menjaga kandungannya selama lebih Sembilan bulannya. Dengan senantiasa berdzikir kepada Allah Swt., ketenteraman batin ini akan sangat baik bagi perkembangan janin, baik secara fisik maupun spritualnya, sehingga kelak lahir anak yang shalih dan shalihah.
Diingat Oleh Allah
Seseorang yang rajin berdzikir akan diingat oleh Allah Swt. Allah juga akan menambahkan nikmat kepadanya. Allah Berfirman:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. Dan, bersyukurlah kepada-Ku serta janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS.al-Baqarah [2] : 152).
Ibu hamil dan anak dalam kandungannya merupakan dua entitas yang berbeda, tetapi satu kesatuan. Jika ibu hamil mengingat Allah, maka janin dalam kandungannya pun juga mengingat Allah. Dengan demikian, Allah akan mengingat si ibu hamil beserta janin dalam kandungannya.
Seseorang termasuk ibu hamil yang diingat oleh Allah Swt. Akan terpenuhi segala kebutuhannya. Sementara, janin yang diingat oleh Allah akan dijadikan-Nya sebagai anak yang shalih maupun shalihah yang akan menyelamatkan dirinya dan orang tuanya. [reportaseterkini.net]
1. Diberi Keberuntungan . Berdzikir dapat membawa seseorang pada suatu keberuntungan. Allah Swt, berfirman: “Maka, berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama Allah Sebanyak-banyaknya, agar kamu beruntung.” (QS.al-Anfaal [8]: 45)
Berdasarkan surat al-Anfaal ayat 45 tersebut, kita mengetahui bahwa ibu hamil yang banyak berdzikir mendapat keberuntungan dari Allah Swt, berupa anak yang terlahir dalam keadaan sempurna, sehat, dan bersikap shalih maupun shalihah.
Mengatasi Problem Psikologis
Stress merupakan cirri-ciri orang yang hatinya tidak tenteram. Stress yang dialami oleh ibu hamil akan dapak buruk bagi kesehatan anak yang dikandungnya.
Elizabeth Hurlock, seorang pakar janin, menyatakan bahwa kondisi psikologis yang baik atau tidak, yang dialami oleh seorang ibu hamil dapat memengaruhi psikologis anak dalam kandungannya, sehingga besar kemungkinan pengaruh negative tersebut berubah menjadi bawaan anak. Sehingga, anak menjadi seorang penakut, pemarah, penyedih, dan lain sebagainya.
Untuk mengurangi rasa stress, Allah Swt, memerintahkan kita untuk mengingat-Nya melalui dzikir. Sebab, dzikir dapat menentramkan hati. Perintah Allah tersebut terdapat dalam al-Qur’an, tepatnya pada ayat berikut:
“(Yaitu), orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.ar-Ra’d [13]: 28).
Menurut M. Afif Anshori (2003), dari hasil penelitiannya ia menyebutkan bahwa timbulnya gangguan kejiwaan, sesungguhnya berpangkal pada ketidaksadaran diri bahwa dirinya itu tidak mampu mengejar yang dicita-citakan. Namun, mereka tetap memforsir segala potensi akal budinya sehingga kelelahan. Menurut anggapannya, segala keinginan jika diusahakan dengan pengerahan segenap potensi tenaga dan pikiran, mesti akan tercapai. Akan tetapi mereka tidak menyadari bahwa kemampuan manusia sangat terbatas dan ada kelemahannya. Akibatnya terjadilah shock, stress, depresi, frustasi, dan beragam kekalutan mental lainnya.
Disinilah pentingnya dzikir agar manusia mengetahui dan mengenal jati dirinya dan Tuhannya. Sebagaimana kita ketahui, dzikir pada prinsip pokoknya adalah memusatkan pikiran dan perasaan kepada Allah Swt, dengan cara menyebut nama-Nya secara berulang-ulang . hal ini membuat seseorang mempunyai pengalaman “berhubungan” dengan Allah Swt, sehingga dengan sendirinya akan menghilangkan rasa keterpisahan antara manusia dengan Tuhannya.
Dzikir mempunyai kemiripan dengan berbagai teknik meditasi pada tradisi agama-agama lain, baik pada tekniknya maupun efek yang ditimbulkannya. Banyak fakta penelitian yang telah membuktikan bahwa dzikir tidak hanya berpengaruh pada perkembangan ruhani seseorang, melainkan juga berpengaruh terhadap dimensi fisi. Misalnya, dalam menyembuhkan berbagai penyakit fisik, seperti stress, kecemasan, dan depresi.
Sementara itu, dalam sudut pandang kaca mata ilmu kedokteran jiwa/kesehatan jiwa, dzikir merupakan terapi psikistrik, setingkat lebih tinggi dari pada psikoterapi biasa. Hal ini dikarenakan dzikir mengandung unsure spiritual keruhanian/keagamaan/ketuhanan yang dapat membangkitkan harapan (hope) dan rasa percaya diri (self confidence) pada diri seseorang yang sedang sakit,sehingga mempercepat proses penyembuhan.
Banyak fakta yang juga telah membuktikan bahwa orang-orang yang mengalami kekalutan mental (mental disorder) dikarenakan mereka mengalami kekeringan jiwa akibat jauh dari norma-norma religious. Fakta-fakta ini dapat dikaitkan dengan teori kepribadian yang disampaikan oleh Sigmund Freud, bahwa apabila seorang tidak berdzikir hidupnya akan selalu dalam pengaruh ID (Das Es), dan akibatnya orang tersebut akan menjadi psikopat, yakni kondisi seseorang yang tidak memperhatikan norma-norma segala tindakannya, karena ego (Dash Ich)manusia akan senantiasa mengikuti pengaruh alam bawah sadar (ID) dengan demikian pengaruh super ego (alam moral) tidak berfungsi.
Apabila dilihat dari sudut pandang psikologis , orang yang berdzikir (dzakirin) merupakan orang yang jauh dari kegoncangan jiwa (ambivalen) akibat penderitaan. Hal ini dikarenakan orang yang senantiasa berdzikir, super egonya selalu berfungsi sebagai alat control terhadap perilaku kesehariannya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dzikir memiliki kemampuan untuk mengatasi segala problem psikologis yang dihadapi oleh manusia. Sebab dzikir, bisa dijadikan sebagai alat penyeimbang (equilibrium) bagi jiwa dan ruhani manusia dimana mereka berada.
Keseimbangan tersebut tentunya sangat dibutuhkan ibu hamil dalam menjaga kandungannya selama lebih Sembilan bulannya. Dengan senantiasa berdzikir kepada Allah Swt., ketenteraman batin ini akan sangat baik bagi perkembangan janin, baik secara fisik maupun spritualnya, sehingga kelak lahir anak yang shalih dan shalihah.
Diingat Oleh Allah
Seseorang yang rajin berdzikir akan diingat oleh Allah Swt. Allah juga akan menambahkan nikmat kepadanya. Allah Berfirman:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. Dan, bersyukurlah kepada-Ku serta janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS.al-Baqarah [2] : 152).
Ibu hamil dan anak dalam kandungannya merupakan dua entitas yang berbeda, tetapi satu kesatuan. Jika ibu hamil mengingat Allah, maka janin dalam kandungannya pun juga mengingat Allah. Dengan demikian, Allah akan mengingat si ibu hamil beserta janin dalam kandungannya.
Seseorang termasuk ibu hamil yang diingat oleh Allah Swt. Akan terpenuhi segala kebutuhannya. Sementara, janin yang diingat oleh Allah akan dijadikan-Nya sebagai anak yang shalih maupun shalihah yang akan menyelamatkan dirinya dan orang tuanya. [reportaseterkini.net]
Senin, 30 Mei 2016
Ingin Di Salami Malaikat ? yuk Lakukan Amalan Ringan ini
Reportaseterkini.net - Rasulullah Saw, bersabda : “Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya. Kalau kamu selamanya bersikap seperti saat kamu ada bersamaku aku mendengarkan dzikir, pasti para malaikat akan bersalaman dengan kamu di tempat tidurmu dan dijalan-jalan yang kamu lalui. Namun, wahai, Handhalah (nama seorang sahabat) kadang kala begini dan kadang kala begitu. (beliau mengucapkan perkataan itu kepada Handhalah hingga diulang-ulang tiga kali).” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Berdasarkan hadits tersebut, kita dapat memahami dzikir merupakan amalan yang mulia. Kemuliaan tersebut hadir karena ketika seseorang berdzikir, maka para malaikat akan turun menemui dan menyalaminya. Dengan demikian, seorang ibu hamil yang berdzikir akan mendapat kesempatan bersalaman dengan para malaikat dan hal itu terjadi pula kepada anak yang dikandungnya.sehingga si anak kelak dapat menjadi anak yang shalih maupun shalihah.
Dzikir merupakan amalan utama dalam Islam. Dzikir ialah cara paling mudah dan mujarab untuk menjalin komunikasi dengan Allah Ta’ala. Dzikir adalah ekspresi cinta seorang hamba kepada Rabb yang telah menciptakan, mengurus, dan mencukupi semua kebutuhannya.
Dari Abu Darda, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam Ibnu Majah, Imam al-Hakim, dan Imam at-Tirmidzi dengan derajat Shahih,
الا انبؤكم بخيراعمالكم وازكاهاعندمليككم، وارفعهافي درجاتكم، وخيرلكم من انفاق الذهب والورق، وخيرمن ان تلقوا عدوكم فتضربوااعناقهم؟ قالو: بلى، قال: ذكرالله تعلى
Alaa unabbi-ukum bikhairin a’malikum wa-azkaha ‘inda maliikikum, wa arfa’aha fii darajaatikum, wa khaira lakum min infaaqi adz-dzahabi wa al-waraqi, wa khaira min an talqau ‘aduwwakum fa tadhribuu a’naaqahum? Qaaluu: Balaa. Qaala: Dzikrullahi Ta’ala.
“Tidakkah kalian ingin kuberitahu tentang sebaik-baik amalan yang paling suci di sisi Tuhan kalian, paling tinggi menyertai derajat kalian, lebih baik dari menafkahkan emas dan perak, juga lebih baik dari musuh yang membunuh (di antara kalian), lalu kalian membunuhnya?”
Para sahabat menjawab, “Tentu saja, ya Rasulullah.”
Kata Nabi, “Berdzikirlah kepada Allah Ta’ala.”
Di antara kalimat-kalimat dzikir itu, ada satu kalimat yang disebutkan sebagai kalimat paling disukai Allah Ta’ala. Lebih istimewanya lagi, kalimat tersebut dipilih oleh-Nya untuk malaikat-malaikat-Nya.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Abu Dzar al-Ghifari yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam at-Tirmidzi, Imam Ahmad bin Hanbal dengan derajat Hasan shahih.
قلت يارسول الله! اي الكلام احب الى الله تعلى؟ قال: ما اصطفى الله تعلى لملاءكته: سبحان ربي وبحمده
Qultu: Ya Rasulullah, ayyu al-kalaami ahabbu ilaa Allahi Ta’ala? Qaala: Maa ashthafa Allahu Ta’ala li malaaikatihi: Subhana Rabbii wa bihamdihi.
“Wahai Rasulullah,” tanya Abu Dzar, “bacaan apakah yang paling disukai Allah Ta’ala?”
Rasulullah bersabda, “(Ialah) bacaan yang dipilihkan oleh Allah Ta’ala untuk para malaikat, yaitu bacaan ‘Subhana Rabbi wa bihamdihi’ (Mahasuci Tuhanku dan segala puji bagi-Nya).”
Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa membasahi lidah dengan dzikir, pikiran yang senantiasa menadabburi ciptaan-ciptaan-Nya, dan hati yang khusyuk beribadah kepada-Nya, serta fisik yang senantiasa beramal dalam menaati-Nya. Aamiin.
Rasulullah Saw, bersabda : “Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya. Kalau kamu selamanya bersikap seperti saat kamu ada bersamaku aku mendengarkan dzikir, pasti para malaikat akan bersalaman dengan kamu di tempat tidurmu dan dijalan-jalan yang kamu lalui. Namun, wahai, Handhalah (nama seorang sahabat) kadang kala begini dan kadang kala begitu. (beliau mengucapkan perkataan itu kepada Handhalah hingga diulang-ulang tiga kali).” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Berdasarkan hadits tersebut, kita dapat memahami dzikir merupakan amalan yang mulia. Kemuliaan tersebut hadir karena ketika seseorang berdzikir, maka para malaikat akan turun menemui dan menyalaminya. Dengan demikian, seorang ibu hamil yang berdzikir akan mendapat kesempatan bersalaman dengan para malaikat dan hal itu terjadi pula kepada anak yang dikandungnya.sehingga si anak kelak dapat menjadi anak yang shalih maupun shalihah. [reportaseterkini.net]
Berdasarkan hadits tersebut, kita dapat memahami dzikir merupakan amalan yang mulia. Kemuliaan tersebut hadir karena ketika seseorang berdzikir, maka para malaikat akan turun menemui dan menyalaminya. Dengan demikian, seorang ibu hamil yang berdzikir akan mendapat kesempatan bersalaman dengan para malaikat dan hal itu terjadi pula kepada anak yang dikandungnya.sehingga si anak kelak dapat menjadi anak yang shalih maupun shalihah.
Dzikir merupakan amalan utama dalam Islam. Dzikir ialah cara paling mudah dan mujarab untuk menjalin komunikasi dengan Allah Ta’ala. Dzikir adalah ekspresi cinta seorang hamba kepada Rabb yang telah menciptakan, mengurus, dan mencukupi semua kebutuhannya.
Dari Abu Darda, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam Ibnu Majah, Imam al-Hakim, dan Imam at-Tirmidzi dengan derajat Shahih,
الا انبؤكم بخيراعمالكم وازكاهاعندمليككم، وارفعهافي درجاتكم، وخيرلكم من انفاق الذهب والورق، وخيرمن ان تلقوا عدوكم فتضربوااعناقهم؟ قالو: بلى، قال: ذكرالله تعلى
Alaa unabbi-ukum bikhairin a’malikum wa-azkaha ‘inda maliikikum, wa arfa’aha fii darajaatikum, wa khaira lakum min infaaqi adz-dzahabi wa al-waraqi, wa khaira min an talqau ‘aduwwakum fa tadhribuu a’naaqahum? Qaaluu: Balaa. Qaala: Dzikrullahi Ta’ala.
“Tidakkah kalian ingin kuberitahu tentang sebaik-baik amalan yang paling suci di sisi Tuhan kalian, paling tinggi menyertai derajat kalian, lebih baik dari menafkahkan emas dan perak, juga lebih baik dari musuh yang membunuh (di antara kalian), lalu kalian membunuhnya?”
Para sahabat menjawab, “Tentu saja, ya Rasulullah.”
Kata Nabi, “Berdzikirlah kepada Allah Ta’ala.”
Di antara kalimat-kalimat dzikir itu, ada satu kalimat yang disebutkan sebagai kalimat paling disukai Allah Ta’ala. Lebih istimewanya lagi, kalimat tersebut dipilih oleh-Nya untuk malaikat-malaikat-Nya.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Abu Dzar al-Ghifari yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam at-Tirmidzi, Imam Ahmad bin Hanbal dengan derajat Hasan shahih.
قلت يارسول الله! اي الكلام احب الى الله تعلى؟ قال: ما اصطفى الله تعلى لملاءكته: سبحان ربي وبحمده
Qultu: Ya Rasulullah, ayyu al-kalaami ahabbu ilaa Allahi Ta’ala? Qaala: Maa ashthafa Allahu Ta’ala li malaaikatihi: Subhana Rabbii wa bihamdihi.
“Wahai Rasulullah,” tanya Abu Dzar, “bacaan apakah yang paling disukai Allah Ta’ala?”
Rasulullah bersabda, “(Ialah) bacaan yang dipilihkan oleh Allah Ta’ala untuk para malaikat, yaitu bacaan ‘Subhana Rabbi wa bihamdihi’ (Mahasuci Tuhanku dan segala puji bagi-Nya).”
Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa membasahi lidah dengan dzikir, pikiran yang senantiasa menadabburi ciptaan-ciptaan-Nya, dan hati yang khusyuk beribadah kepada-Nya, serta fisik yang senantiasa beramal dalam menaati-Nya. Aamiin.
Rasulullah Saw, bersabda : “Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya. Kalau kamu selamanya bersikap seperti saat kamu ada bersamaku aku mendengarkan dzikir, pasti para malaikat akan bersalaman dengan kamu di tempat tidurmu dan dijalan-jalan yang kamu lalui. Namun, wahai, Handhalah (nama seorang sahabat) kadang kala begini dan kadang kala begitu. (beliau mengucapkan perkataan itu kepada Handhalah hingga diulang-ulang tiga kali).” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Berdasarkan hadits tersebut, kita dapat memahami dzikir merupakan amalan yang mulia. Kemuliaan tersebut hadir karena ketika seseorang berdzikir, maka para malaikat akan turun menemui dan menyalaminya. Dengan demikian, seorang ibu hamil yang berdzikir akan mendapat kesempatan bersalaman dengan para malaikat dan hal itu terjadi pula kepada anak yang dikandungnya.sehingga si anak kelak dapat menjadi anak yang shalih maupun shalihah. [reportaseterkini.net]
Langganan:
Postingan (Atom)